Lokha Lokha adalah salah satu penulis di omnibali.com. Paling menyukai ulasan tentang obyek-obyek wisata dan kesenian yang ada di Bali.

Kenali Ragam Pakaian Tradisional Bali

3 min read

Pakaian tradisional Bali

Omni Bali – Bali memiliki berbagai adat budaya yang masih kental di dalamnya. Salah satunya pakaian tradisional Bali yang sering ditemukan terutama saat berkunjung ke Denpasar Bali. Seperti yang diketahui Denpasar, Bali sendiri merupakan sebuah kota yang jadi salah satu destinasi wisata di Indonesia yang dikunjungi banyak wisatawan hingga mancanegara.

Bali punya seni budaya yang bisa dikatakan unik dengan pakaian adat yang hampir dijumpai dikenakan sehari – hari. Pakaian tradisional Bali ini tentu ada bermacam-macam, untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan pakaian adat, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Jenis Pakaian Tradisional Bali

Pakaian tradisional Bali
Pakaian Payas Agung. Foto oleh Visesa Ubud

Ada 3 jenis pakaian adat yang berasal dari Bali yang harus Anda ketahui menurut Buku Tata Rias Pengantin Bali yaitu sebagai berikut.

  • Payas Agung
  • Payas Madya
  • Payas Nista

Ketiga jenis pakaian adat di atas memiliki fungsinya masing-masing yang akan dijelaskan di bawah ini!

A. Payas Agung

Pakaian adat Payas Agung ini merupakan pakaian tradisional Dari Buleleng, Bali. Pada masa kerajaan Badung pakaian adat ini hanya digunakan untuk keluarga dari kerajaan saja yang khusus untuk adat bali. Payas Agung dulunya hanya digunakan keluarga kerajaan sehingga memang terlihat lebih istimewa dan juga spesial jika di bandingkan adat Bali lain.

Untuk wanita dan pria pakaian adat tradisional jenis ini juga punya busana dan riasan yang tentu berbeda untuk dikenakan.

B. Payas Agung Wanita

Seorang wanita yang mengenakan Payas Agung ini akan menggunakan atasan di sebut dengan angkin prada yang menyerupai stagen dengan slendang bahu lalu untuk bagian bawahan menggunakan songket khas Bali yang panjangnya semata kaki.

Selain pakaian, ada juga tatanan rambut yang harus diperhatikan yaitu rambut harus disanggul dan menggunakan mahkota dihiasi emas. Lalu pada bagian atas sanggul di beri bunga cempaka putih dan kuning serta bunga kenanga dengan susunan tinggi. Bukan tanpa alasan menggunakan tiga bunga di atas kepala.

Arti dari ketiga bunga tersebut yaitu Tri Mukti dan di letakan di atas yang berarti kedudukan tinggi dari Tuhan dalam kepercayaan agama Hindu. Selain tatanan rambut, ada juga aksesoris yang harus di pakai dalam Payas Agung wanita ini yaitu badong, petitis, gelang kana, subeng dan masih banyak yang lainnya.

Semua aksesoris yang di gunakan dalam pakaian adat tradisional ini berwarna emas. Yang juga harus diperhatikan yaitu riasan, tidak sembarang riasan dalam adat Bali ini karena setiap riasan yang tergores punya nilai filosofis tersendiri. Bagian dahi sendiri akan digambar seperti lengkungan atau yang di beri nama srinata. Lalu di bagian dahi di letakan bulatan kecil merah dengan penuh arti yaitu kesejahteraan serta keselamatan.

C. Payas Agung Pria

Selain wanita, ada juga pakaian Payas Agung Pria konsepnya hampir sama dengan wanita yaitu mengenakan pakaian dengan hiasan di kepala dan aksesoris. Untuk bagian atas, mengenakan kemben, kampuh serta umpal yang memiliki motif keemasan.

Pada bagian kepala di hias dengan menggunakan hiasan kepala khas Bali untuk pria yaitu udeng yang terbuat dari kain khas Bali. Pria Bali akan menggunakan keris yang di hias batu mulia yang akan menambah kesan mewah.

Pria juga tak kalah menggunakan aksesoris yaitu menggunakan gelang kana, badong, subeng dan menggunakan gelang naga satu.

Baca juga: Kenapa Harus Liburan di Rumah Adat Bali

Pakaian Adat Bali Payas Madya

Pakaian tradisional Bali
Contoh Pakaian Madyas Pria dan Wanita. Foto oleh @baliya

Jenis pakaian adat kedua yaitu Payas Madya di mana pakaian ini khusus di kenakan bagi seorang yang memeluk agama Hindu untuk pergi ke Pura. Pakaian ini akan memiliki filosofi yang berbeda antara pria maupun wanita.

1. Payas Madya Wanita

Bagi seorang wanita yang akan mengenakan pakaian tradisional Bali Payas Madya ini terdiri dari kemben, kebaya, stagen, selendang, tata rias rambut.

  • Kebaya, pakaian adat ini merupakan yang tak boleh ketinggalan di miliki oleh para wanita di Bali. Kebanyakan dari mereka mengenakan kebaya ini bahkan hampir setiap harinya. Pemilihan dari warna kebaya ini harus di sesuaikan dengan warna baju dari pria. Sehingga saat berpasangan akan terlihat serasi antara pakaian Payas Madya wanita dengan pria.
  • Kemben, dalam adat Bali, kemben ini tak kalah penting untuk dikenakan baik oleh pria maupun wanita. Penggunaan kemben pada wanita di lilit dari arah kanan ke kiri.
  • Stagen atau yang juga di sebut dengan bulang. Penggunaan bulang atau stagen ini sebelum kebaya tepatnya setelah kemben di gunakan. Stagen ini punya arti tersendiri yaitu sebagai simbol rahim dan sebagai seorang wanita perlu mengontrol emosinya.
  • Selendang yang juga wajib di miliki oleh wanita Bali. Selendang ini di ikatkan di bagian pinggang dan punya filosofi tersendiri. Selandang yang di kenakan di pinggang berarti tubuh wanita tersebut sudah terbagi dua yaitu antara Manusa Angga dan Butha Angga.
  • Tata rias rambut. Ada perbedaan tata rambut antara wanita yang menikah dan wanita yang belum menikah. Bagi wanita yang menikah rambut di tata dengan gaya sulinggih, di mana rambut di ikat utuh menyerupai kupu-kupu. Juga di berikan hiasan bunga cempaka putih, kuning dan sandat.
  • Bagi wanita yang masih lajang atau belum menikah gaya rambut yang di gunakan yaitu pusung bonjer yaitu model rambut setengah di ikat dan setengah lagi tergerai pada bagian depan.

2. Payas Madya Pria

Selain ada ketentuan dalam mengenakan pakaian tradisional Bali Payas Madya pada wanita, ada juga ketentuan yang harus dipatuhi oleh pria yaitu sebagai berikut.

  • Kemeja: Pria Bali dengan adat Payas Madya ini mengenakan kemeja dengan potongan khas Bali. Warna kemeja yang di kenakan juga bervariasi yaitu untuk warna putih merupakan kemeja yang di kenakan untuk sembahyang di pura. Sedangkan ada juga kemeja warna hitam yang di kenakan pada saat upacara ngaben atau acara berkabung.
  • Kamben: merupakan kain panjang yang di kenakan oleh pria untuk bawahan. Kamben ini di lilitkan dari kiri ke kanan yang menandakan bahwa seorang pria harus memegang dharma atau kebenaran.
  • Udeng: yang di kenakan di kepala pria di mana udeng ini di ikat dari kedua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Udeng Bali juga ada 3 macam dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu Udeng Jejateran yang di kenakan ke pura atau kegiatan sosial, Udeng Kepak Dara yang di kenakan oleh para raja dan Udeng Beblatukan yang di pakai oleh Pemuka Agama.

3. Pakaian Adat Bali Nista

Pakaian adat Bali Nista yaitu pakaian yang di kenakan oleh masyarakat Bali untuk gotong royong, atau untuk non-formal sehari-sehari namun masih bernuansa tradisi. Nah, pakaian tradisional Bali ini merupakan yang terendah jika di bandingkan kedua pakaian di atas.

Pada wanita mengenakan kebaya putih bersih dengan selendang di pinggang sedangkan pada pria mengenakan udeng, kemeja putih serta kamben.

Selain punya destinasi wisata yang jadi pujaan banyak orang, Bali memang punya adat budaya yang kaya dan sangat lestari. Sehingga sangat cocok di jadikan kunjungan untuk edukasi budaya.

Bagi Anda yang ingin datang ke Bali dapat menghubungi jasa tour di Bali dengan menghubungi kontak yang tersedia sehingga akan lebih memudahkan untuk mengunjungi tempat wisata yang ada di Bali.

Lokha Lokha adalah salah satu penulis di omnibali.com. Paling menyukai ulasan tentang obyek-obyek wisata dan kesenian yang ada di Bali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights